Jumat, 04 Januari 2013

BERMALAM DI BERLIN PERSIAPAN KEMBALI KE INDONESIA

oleh Muhammad Zainuddin pada 4 Januari 2011 pukul 5:33 ·


Siang itu, 4 Desember 2010 kami berangkat dari Leipzig menuju Berlin untuk persiapan kembali ke Indonesia dan persiapan menemui Dirjen Pendis Kementerian Agama, Prof. Muhammad Ali berserta tim-nya yang sedang dalam perjalanan menuju Berlin. Semua barang-barang sudah dikemasi  untuk dibawa pulang. Banyak barang yang mesti dibawa karena kami membeli banyak buku dari Belanda dan beberapa pemberian dari universitas Leipzig.  Karena sesui informasi yang kami peroleh dari pihak  panitia, bahwa kita tidak boleh membawa barang bawaan (Kopor) lebih dari 20 kg, maka kami harus melakukan penimbangan sebelum berangkat. Banyak barang-barang yang mesti ditinggalkan, ada sarung, kaos, dan beberapa pakaian lain yang mesti ditinggal di sana, ada yang diberikan sebagai kenang-kenangan untuk  Mbak Jana (mhs yang selalu mendampingi kami). Seperti dari pulang haji, kami bersama teman-teman membawa barang dengan beberapa tas: depan belakang, kiri  dan kanan. Terasa susah dan berat membawa tas-tas itu dan kopor, malah kopor saya lepas tarikan-nya karena seorang sopir taxi salah menarik pegangannya.  Karena saat itu salju agak deras, keretanya terlambat (dan ini tidak biasa di Eropa), maka kami harus menunggu di stasiun beberapa lama.

Di Berlin kami transit di sebuah hotel  dekat  KBRI. Malam hari, pukul 19.00 waktu Jerman, direncanakan kami mengadakan ramah tamah dengan pihak KBRI dan Dirjen. Tetapi kerena kendala cuaca, terpaksa penerbangan tim Dirjen di-cancel, hingga tengah malam baru bisa nyampai ke Berlin. Kami kemudian makan malam (khas Indonesia, Jawa Timur), ramah tamah dan dialog dengan pihak KBRI minus Dirjen. Baru  paginya, pukul  11.00 kurang lebih, kami bisa beramah tamah denga Dirjen dan timnya  (Prof. Amin Abdullah dan Dr. Muhammad Zen) menyampaikan beberapa pengalaman dan masukan terkait dengan program research fellow ini. Saking asyiknya hingga tidak terasa jam sudah menunjukkan pukul 13.00. Lantas kami cepat-cepat menuju hotel di samping gedung KBRI itu. E… ternyata ketika kami hendak masuk kamar, secara otomatis semua kamar yang dihuni rombongan kami terkunci. Kartu kunci kamar kami tidak bisa dipakai lagi untuk membuka, karena sudah lebih dari jam yang ditentukan. Di Jerman dan juga Belanda, check out pukul 11.00. Namun dengan lobby Mas Nurcholish, maka keadaan itu dapat diselesaikan.

Pukul  14.00 kl. Kami menuju bandara Berlin menuju Franfurt. Hati sudah riang gmebira karena akan segera kembali ke Indonesia. Namun ketika nyampai Bandara Frankfurt, teman-teman cemas karena cuaca yang memburuk, hujan salju agak lebat dan dikhawatirkan penerbangan di-cancel atau ditunda. Saat itu terasa capek dan pening kepala, karena kami harus menunggu berjam-jam di bandara (dari jam 15.30 hingga jam kl. 23.00. malam. Alhamdulillah, ternyata pesawat bisa terbang, dan kami merasa tenagn saat pesawat sudah terbang tinggi dan meninggalkan Jerman, artinya sudah bebas dari problem cuaca salju. Selama kl. 17 jam kami terbang. Sesampai singapura pesawt landing, terasa sudah sampai ke Indonesia, hingga akhirnya sampai Jakarta, pukul  16.30 kl. Alhamdulillah, kalimat itu terus terucap dalam liasn dan hatiku dan kemudian kami menuju hotel di kawasan Cempaka putih tinggal di saana selama dua malam untuk menyelesaikan laporan.***

0 komentar

Posting Komentar