Rabu, 24 Juli 2013

MUQARABAH DAN MURAQABAH

MUQARABAH DAN MURAQABAH
Oleh Muhammad Zainuddin · 30 Oktober 2010

Turut prihatin dan berduka atas musibah yang menimpa saudara-saudara kita si dua tempat di tanah air kita: gempa di Mentawai, Sumatra Barat dan gunung meletus di Yogyakarta. Semoga para korban yang meninggal diterima arwahnya di sisi Tuhan Yang Kuasa, dan yang luka-luka segera bisa ditolong, sementara itu keluarga yang ditinggalkan semoga tetap tabah dan sabar dalam menghadapi cobaan ini.
Marilah kita introspeksi dan mawas diri, kenapa dalam rentang waktu beberapa tahun ini Allah SWT terus menimpakan musibah-Nya pada kita, bangsa Indonesia ini.
Jika kita telusuri musibah yang menimpa bangsa Indonesia ini cukup banyak. Mulai dari krisis ekonomi tahun 1997 hingga bencana alam, baik yang berupa: kekeringan, penyakit hama tanaman, gunung meletus, banjir, gempa bumi, semburan lumpur Lapindo, demam berdarah, flu burung, kecelakaan transportasi baik di darat, laut maupun udara, disusul dengan kerusuhan sosial dan teror bom di mana-mana yang mengakibatkan rasa tidak aman, pengungsian, kelaparan dan korban jiwa yang tidak sedikit jumlahnya. Dan yang masih terngiang diingatan kita adalah, bencana Tsunami di Aceh yang menelan korban ratusan ribu jiwa manusia serta beberapa gempa yang ada di tanah air kita ini. Belum selesai duka Aceh, kemudian disusul dengan Gempa di Nias dan Yogyakarta yang tak kalah dahsyatnya. Lalu, banjir di wilayah Jakarta dan sekitarnya, dan yang paling baru adalah, kebakaran pesawat Garuda Airlines di Yogyakarta yang juga menelan banyak korban jiwa, angin puting beliung yang menimpa beberapa wilayah di tanah air kita. Nampaknya sudah sempurnalah bencana yang menimpa kita ini. Berikutnya, kita tidak tahu, bencana apalagi yang akan menimpa kita dan bangsa ini. Oleh sebab itu, marilah kita bersama-sama  introspeksi dan mawas diri, kenapa dalam rentang waktu beberapa tahun ini Allah SWT terus menimpakan musibah-Nya pada kita, bangsa Indonesia ini. Apakah semua ini musibah atau balak (ujian)? Jika musibah, kenapa semua kena? Saya kira ini dua-duanya, ya musibah ya balak.
Ada empat hal yang perlu kita perhatikan dalam hal ini:
Pertama, hendaknya kita selalu memperhatikan sejarah masa lalu, untuk cermin dan pelajaran masa kini dan mendatang; kedua, hendaknya kita introspeksi dan mawas diri dalam meniti hidup ini; ke empat, hendaknya kita bertaubat kepada Allah SWT; ke lima, hendaknya kita berbuat lebih baik dari  tahun sebelumnya;
Pertama, memperhatikan peristiwa masa lalu ini penting, supaya kita bisa mengambil hikmah dari peristiwa yang sudah berlalu. Allah SWT melalui al-Qur’an al-Karim telah memperingatkan kita semua, supaya memperhatikan peristiwa yang terjadi pada masa lalu dan mengantisipasi perkembangan zaman, sebagaimana firman-Nya:
Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah manusia memperhatikan apa yang telah terjadi (pada masa lalu) untuk (pelajaran) hari esok (masa mendatang). Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah senantiasa mengetahui apa yang telah kamu perbuat.

Dalam al-Qur’an banyak dikisahkan sejarah kehidupan umat dan kaum-kaum terdahulu. Bagaimana kisah keteladanan para Nabi dan para Rasul  yang selalu taat dan berbuat sabar dalam melaksanakan perintah-perintah Allah SWT sehingga diberikan pertolongan dan  perlindungan-Nya, begitu pula sebaliknya  bagaimana ada sebagian kaum dan umat yang ingkar dan durhaka sehingga diberikan azab.
Marilah kita memperhatikan kisah kaum durhaka pada masa Nabi dahulu: Kisah kaum Nabi Nuh as. misalnya, pada masa itu seluruh penduduk bumi ditenggelamkan oleh banjir sampai ketinggian airnya mencapai puncak gunung. Pada waktu itu tidak ada yang selamat kecuali para pengikut Nabi Nuh yang turut menumpang kapal. Kisah ini direkam dalam Al-Qur'an surat Al-Firqan: 37: 
"Dan (Kami telah membinasakan) kaum Nabi Nuh tatkala mereka mendustakan rasul-sasul mereka. Kami menenggelamkan mereka dan Kami menjadikan mereka sebagai pelajaran bagi manusia. Dan Kami telah memberikan azab yang pedih bagi orang-orang yang zalim"  

Dalam kisah kaum Nabi Hud, yaitu kaum 'Ad, mereka diterpa oleh badai yang amat dahsyat selama tujuh hari, mereka bergelimpangan bak pohon kurma yang lapuk bertumbangan. Ternak, sawah-ladang dan seluruh pemukiman hancur lantak dibinasakan oleh badai tersebut. Sebagaimana yang direkam dalam al-Qur'an surat Hud: 59:  
"Dan itulah kaum 'Ad yang telah mengingkari ayat-ayat Allah dan memusuhi para Rasul-Nya, mereka (hanya) menuruti perintah penguasa-penguasa mereka yang takabbur lagi menentang kebenaran"

            Demikian juga pada kisah kaum Tsamud, pada zaman Nabi Shalih as. Mereka sambar petir dan guntur hingga menyebabkan mereka mati di tempat pemukiman mereka. Diceritakan dalam Al-Qur'an surat As-Syams:11: "Kaum Tsamud telah mendustakan para Rasul-rasul Allah, mereka pun melampaui batas".
Demikian juga kaum Nabi Luth dihujani batu, dengan sebab yang sama yaitu, mereka mendustakan para Rasul Allah (Disebutkan dalam surat As-Syuara':160-161). Dan masih banyak lagi kisah kehancuran yang dialami oleh kaum-kaum zaman dulu yang memusuhi utusan-utusan Allah, yang melawan kebenaran yang datang dari Allah SWT. seperti kaumnya Nabi  Syu'eb dan Nabi Musa. Mereka diazab oleh Allah karena mereka berbuat zalim.
Marilah kita memperhatikan firman Allah dalam surat al-A’raf , 96:
Jika saja penduduk negeri-negeri itu beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.

Dalam surat al-Qashahs: 59 Allah berfirman: Dan Kami tidak akan membinasakan suatu negeri itu, kecuali penduduk suatu negeri itu berbuat zalim

Dalam surat Ar-Rum:41 Allah juga berfirman:
Telah tampak kerusakan di darat dan di laut karena ulah tingkah manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

Kedua, kita diperintahkan oleh Allah untuk introspeksi, mengevaluasi diri kita sendiri, kenapa kita merusak tatanan sosial, kenapa kita merusak alam, membabat hutan, mengikis lahan pelindung banjir untuk kepentingan diri kita sendiri, untuk menumpuk kekayaan kita sendiri, tanpa mengindahkan kepentingan orang banyak dan kesejahteraan umat manusia. Akibat inilah Allah SWT menimpakan azab kepada orang-orang yang ingkar dan tidak taat kepada-Nya tadi. Tetapi sebaliknya Allah melimpahkan rizki dari langit dan bumi-Nya kepada mereka yang beriman dan bertakwa. Oleh sebab itu, bagi orang-orang yang beriman danbertakwa, musibah yang datang dari Allah bukanlah sebagai azab, melainkan hanya merupakan ujian dan cobaan.
(Mudah-mudahan kita termasuk kelompok ini, yang hanya diuji oleh Allah SWT).
Dan berbahagialah orang-orang yang tetap sabar  dalam menerima ujian tersebut. Karena Allah SWT berfirman dalam surat al-Baqarah: 155:
Dan sungguh akan Kami beri cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang apabila mendapatkan musibah mereka mengucapkan inna lillahi wa inna ilaihi raji’un (Sesungguhnya kami milik Allah dan hanya kepada-Nya kami kembali).  

Ketiga, kita supaya bertaubat. Termasuk ciri orang yang bertakwa sebagaimana yang disebutkan dalam al-Qur’an surat Ali Imran:133 adalah, orang-orang yang sanggup bertaubat atas segala dosa yang telah diperbuatnya.  Nabi sendiri pernah bersabda: Setiap anak adam itu (pernah) bersalah (berdosa) dan sebaik-baik orang yang berdosa adalah yang mau bertaubat.
Oleh sebab itu berbahagialah orang yang selalu membaca kalimat thayyibahtahlil, tahmid,tasbih dan istighfar. Karena Iblis tidak akan pernah mampu menggodanya. Memang Iblis pernah bersumabr akan senantiasa menggoda anak Adam selagi nyawa masih di kandung badan. Tetapi Allah pun menjamin  akan senantiasa mengampuni dosa-dosa anak Adam selagi mereka masih mau meminta ampunan kepada-Nya. Oleh sebab itu marilah kita bergegas memohon ampunan Allah SWT, bertaubat dan bergegas meraih surga-Nya.
Terakhir, mari kita berbuat kebajikan sebelum datang hari perhitungan Allah SWT, sebelum datang hari kiamat (Hasibu anfusakum Qabla an-Tuhasabu).  Sebab seperti yang dikatakan oleh Nabi juga, bahwa siapa  yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka ia termasuk orang yang beruntung, berbahagia. Sebaliknya siapa saja  yang hari ini lebih jelek dari hari kemarin, maka ia termasuk orang yang merugi, sengsara.                                                                                                                      
            Marilah kita berdoa kepada Allah SWT, mudah-mudahan kita termasuk orang yang beruntung, dimudahkan semua urusan kita,  selalu diberikan inayah dan maghfirah-Nya, diampuni segala dosa dan kesalahan kita, setiap saat dan waktu. Amin ya mujibassailin.***

0 komentar

Posting Komentar